Posisi Anda
Home > Berita desa > Gunakan Aplikasi Ruang Desa Untuk Mengatasi Permasalahan Desa

Gunakan Aplikasi Ruang Desa Untuk Mengatasi Permasalahan Desa

aplikasi ruang desa

Aplikasi Desa – Pedekik.com, Kemajuan teknologi benar-benar membawa manfaat yang positif bagi perkembangan desa-desa di indonesia. Hal ini terbukti dengan di luncurkannya aplikasi Ruang Desa oleh Kementerian Desa PDTT bekerjasama dengan Pemerintah Australia melalui ruangguru.com.

Aplikasi ruang desa bisa di gunakan oleh masyarakat pedesaan, khususnya para perangkat desa atau aparat desa serta para fasilitator pendamping desa dan tenaga ahli dari kementerian.

Dengan hadirnya aplikasi bagi pedesaan ini di harapkan segala permasalahan yang ada di desa bisa di diskusikan secara nasional dengan para ahli atau pendamping desa yang di anggap lebih memahami persoalan secara teoritis bagi masyarakat pedesaan.

Perangkat desa bisa mengajukan pertanyaan kepada pendamping desa maupun tenaga ahli dalam menangani permasalahan yang kemungkinan timbul di setiap desa di penjuru nusantara. Mengingat terbatasnya pendamping desa dan banyaknya jumlah desa di Indonesia, kehadiran aplikasi ini sangat bermanfaat sebagai media informasi, komunikasi dan konsultasi bagi pemerintahan desa.

Menurut Menteri Desa PDTT, aplikasi ini nantinya bisa menyuguhkan data real time kepada pemerintah. Sehingga kebijakan-kebijakan untuk desa yang ditetapkan pemerintah akan lebih akurat, cepat, dan tepat. Terlebih dalam aplikasi ini ada menu khusus untuk mengakses keluhan dan masalah desa.

“Banyaknya jumlah desa kita, sepertinya tidak mungkin data real time dari 74 ribuan desa itu kita dapatkan tanpa bantuan teknologi. Jadi kalau data kita cepat dan akurat, mudah-mudahan kebijakan kita juga cepat dan tepat sasaran. Harapan kita jika ada permasalahan, penyelesaiannya juga bisa di proses dengan cepat juga,” papar Eko Sandjojo.

“Dengan konsultasi lewat aplikasi online ini, diharapkan berbagai permasalahan desa bisa di petakan dengan mudah untuk mendukung perencanaan program, sehingga kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan di desa.” Lanjut Eko.

Menurut informasi yang disampaikan oleh M. Nurdin selaku Kepala Balilatfo Kemedes PDTT, aplikasi ruang desa yang di rilis akhir Januari 2017 lalu memuat lebih kurang 13 menu pelayanan untuk memudahkan para pengguna berinteraksi. Selain itu, kelebihan ruang desa berbasis aplikasi andorid ini akan di rancang mampu bersinkronisasi dengan kementerian lain yang terkait penanganan persoalan bagi pemerintahan dan masyarakat di desa.

Baca Juga :   Perbedaan BUMDes Dengan Koperasi Yang Harus Difahami Masyarakat

Menu-menu pilhan yang di sediakan di antaranya sebagai berikut :
1. Badan Permusyawaratan Desa ( BPD )
2. Administrasi Desa
3. Penyusunan Peraturan Desa
4. Pelaksanaan Musyawarah Desa ( Musdes )
5. Hak dan Kewajiban Perangkat Desa
6. Penggunaan Dana Desa
7. Teknis Pengelolaan Desa
8. Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa
9. Pengadaan Barang dan Jasa di Desa
10. Teknis Pengelolaan Bumdes
11. Saluran Pengaduan
12. Update Kondisi Desa
13. Menu Lainnya

Disamping itu, tentunya segala hal yang berkaitan dengan produk hukum bagi pemerintahan desa kemungkinan besar juga di lampirkan pada aplikasi daring android ruang desa tersebut. Baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan regulasi lainnya.

“Pertanyaan tentang UU Desa bisa dilakukan disini. Masyarakat desa dan aparat jadi lebih cepat untuk mencari solusi. Karena bisa akses ke fasilitator di wilayahnya masing-masing kapan saja,” jelas menteri desa.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (Balilatfo) Kemendes PDTT menambahkan, “Pemanfaatan Aplikasi android Ruang Desa ini, guna memperkuat implementasi pemerintahan desa, khususnya pembelajaran, pendampingan dan bimbingan terhadap pembangunan di desa,” katanya di kantor kemedes, Jakarta.

Baca Juga :   Permendagri No. 66 Tahun 2017 Tentang Pemberhentian Kepala Desa

Sebagai aplikasi berbasis daring android, sedikit banyak membawa kemudahan bagi penggiat desa dalam mengaksesnya. Karena cukup dengan handphone mereka sudah bisa mendapatkan informasi yang dubutuhkan dengan cepat, simple dan tidak membutuhkan kecepatan jaringan internet yang tinggi.

“Saat ini ada sekitar 21 ribu fasilitator dan pendamping desa. Masing-masing menangani 4 desa, jadi belum tentu mereka selalu ada di desa itu. Aparat dan perangkat desa kalau ada persoalan bisa langsung cepat direspon. Karena aplikasi Ruang Desa ini bisa langsung akses ke pendamping desa masing-masing,” Jelas menteri Eko saat launching Aplikasi Ruang Desa di Kalibata, Jakarta.

Menteri Desa Eko Putro Sandjojo mengklaim bahwa sekitar 70 persen desa-desa di Indonesia sudah terjangkau jaringan internet. Sementara 30 persen sisanya dia berharap bisa terpenuhi dalam tahun ini. Hal ini tentunya menjadi tugas dari Kementerian Komunikasi dan Informasi ( Kemenkominfo ).

“Jadi tinggal 30% lagi. Semoga tahun ini bisa di usahakan setiap desa sudah terjangkau internet semua,” ujarnya.

Dalam tahap awal peluncuran Ruang Desa tahun ini, Kementerian Desa PDTT masih akan melakukan uji coba penerapan aplikasi di tiga propinsi. Yakni Aceh, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat ( NTB ). Rencananya uji coba sampai bulan Juni 2017.

Baca Juga :   Pengertian dan Tujuan ADD Yang Harus Difahami Bagi Perangkat Desa

Namun menurut informasi, aplikasi sudah bisa di unduh atau di download pada bulan Maret 2017. Baru setelah proses penyempurnaan nanti, akan di aplikasikan ke setiap desa yang sudah terjangkau internet.

“Para fasilitator dan user nantinya tidak hanya bisa mengakses informasi yang lebih relevan, tetapi juga akan dibekali dengan sarana yang mereka butuhkan dalam menjalankan tugasnya.” Kata Kemendes PDTT.

Perwakilan pemerintah Australia yang di hadiri oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia menyatakan sangat mendukung adanya program pemanfaatan teknologi digital bagi perkembangan dan kemajuan desa di Indonesia.
Sebagaimana di sampaikan Paul Grigson selaku Dubes Australia, bahwa negaranya begitu yakin potensi IT akan mampu menjadi solusi untuk menghadapi tantangan di Indonesia.

“Kita lihat nanti bagaimana dampak dan manfaat penggunaan aplikasi ini di perdesaan dan daerah terpencil Indonesia,” harap Grigson.

Dalam kesempatan acara itu, menteri Eko menjelaskan bahwa Pemerintah berkomitmen membangun Negara mulai dari desa dan daerah pinggiran. Hal ini harus dilakukan dengan menguatkan desa. Dimana anggaran untuk dana desa pada tahun 2017 sudah meningkat menjadi Rp 60 Triliun.

Menurutnya, dengan dana desa dari pemerintah rata-rata pertumbuhan ekonomi di desa bisa menembus angka 12 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi desa yang baik akan mampu memicu tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tingkat kenaikan ekonomi di pedesaan sangat berkaitan erat dengan program dana desa yang telah dialokasikan ke desa-desa secara langsung,” katanya. (pdk)

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Top