Lapangan Bola Desa Berkelas Dunia Ini Pake Dana Desa, Anggarannya 1,4 Milyar Berita desa by admin - 17/02/20190 Top Info Desa – Lapangan bola desa bertaraf Internasional ini dibangun dari Dana Desa yang anggarannya cukup fantastis, 1,4 Milyar. Kebanyakan yang kita temui lapangan sepak bola di desa kondisinya biasa-biasa saja. Tidak terawat, rumputnya panjang pendek dan tidak rapi, bahkan ada yang tidak ditumbuhi rumput. Memang pemerintah telah memprioritaskan penggunaan dana desa salah satunya untuk membangun sarana olah raga di kampung atau pedesaan pada tahun lalu. Program ini diatur melalui Permendes No. 19 Tahun 2017 berkaitan dengan penetapan prioritas dana desa. Coba baca Penggunaan Dana Desa Untuk Fasilitas Olahraga, Bolehkah? Mungkin didorong oleh program yang sejalan dengan harapan pemerintah pusat itulah Kepala Desa Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat ini menghabiskan anggaran dana desanya untuk pembangunan lapangan sepak bola desa. Sarana olah raga yang megah di desa Cisayong ini sengaja didesain mengikuti standar Federation of International Football Association (FIFA). Lapangan ini diberi nama Lodaya Sakti. Baca Juga : Memahami Maksud Kategori Desa Berkembang, Maju, Mandiri Dan Tertinggal Kepala Desa Cisayong menjelaskan kegiatan pembangunan ini sudah dimusyawarahkan bersama unsur-unsur masyarakat dan disetujui. “Sarana olahraga desa ini dibangun sesuai dengan Permendes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Dana Desa Tahun 2018. Dan sudah disetujui oleh semua unsur masyarakat,” ujar Yudi Cahyudin, Kepala Desa Cisayong seperti dilansir Brilio.net. Sumber dana pembangunan lapangan sepak bola desa berkelas dunia ini sepenuhnya diambil dari Dana Desa (DD) pusat. Ditambah bantuan keuangan dari Propinsi. “Anggarannya berasal dari dana desa 2018 dan bantuan keuangan pemerintah provinsi. Untuk membuat TPT lapangan, water sprinkle system, perataan tanah, drainase, pasir dan pagar, totalnya sudah menelan biaya sebesar 1,4 Milyar rupiah,” jelas Yudi Cahyudin. Jumlah itu cukup fantastis memang kalau diukur dengan penganggaran bangunan skala desa lainnya. Otomatis seluruh Dana Desa habis untuk satu kegiatan. Baca Juga : Pendapat Anda Tentang Gaya Hidup Orang Desa Setelah Dana DesaYang tidak kalah fantastis juga yaitu biaya perawatannya. Setiap bulan Pemerintah desa Cisayong akan menganggarkan sebanyak Rp 5 juta. Jadi mencapai 60 juta per tahun untuk perawatan rutin saja. “Anggaran itu akan digunakan untuk biaya listrik, penyiraman, pemotongan, dan pemupukan rumput,” papar Yudi lebih lanjut. Proses pembangunan Lapangan Bola Desa ini ternyata belum selesai seluruhnya. Menurut Kades Cisayong, kedepan masih akan dilanjutkan untuk pembuatan jogging track dan tribun. Walaupun menghabiskan dana hingga Milyaran rupiah, namun Kepala Desa Cisayong berharap nanti akan ada timbal baliknya. Roda ekonomi masyarakat di desanya diperkirakan akan mendapat dampak positif. Karena lapangan bola desa ini tidak hanya digunakan sebagai sarana olah raga warga kampungnya saja. Melainkan akan dikelola Bumdes yang bisa disewakan kepada masyarakat umum. “Nanti akan dikelola Bumdes Sakti Lodaya. Untuk masyarakat umum satu kali main Rp 500 ribu. Nah, urusan sewa-menyewa ini sementara akan diurus oleh BUMDes Sakti Lodaya,” lanjut Yudi. Baca Juga : Peran Masyarakat dalam Pembangunan Kunci Keberhasilan Dana Desa Sementara itu animo masyarakat sendiri menurutnya sangat antusias dan mendukung. Bahkan diharapkan akan menjadi icon khusus Desa Cisayong dan mampu mendongkrak perekonomian warga. “Alhamdulillah sampai saat ini animo masyarakat terhadap pembangunan lapangan bola desa tersebut sangat baik. Mudah-mudahan ini akan menjadi besar dan desa kami bertambah maju,” tutup Kades Yudi Cahyudin. Memang harapan pemerintah pusat dengan adanya program dana desa, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di desa agar semakin berkembang. Seperti halnya pembangunan sarana olah raga kelas dunia ini. Dan tentunya diharapkan masih banyak ide-ide dan inovasi baru yang akan muncul di kalangan masyarakat desa. Contoh lainnya yakni Desa Digital, Inikah Konsep Smart Village Pertama Di Indonesia? (ev0)