Mengenal Gerakan Saemaul Undong Korea Dalam Membangun Desa Nasional by admin - 13/05/20180 Nasional – Gerakan Saemaul Undong yang diterapkan Korea dalam membangun desa telah berhasil membawa Negeri itu ber prediket Negara Maju di dunia. Dari pelosok daerah manapun di Indonesia, dan dari semua aspek sosial kemasyarakatan, pembangunan desa tetap saja berperan penting dalam mewujudkan kemajuan bangsa. Sebagai contoh Inilah Peran Tokoh Agama Dalam Pembangunan Desa. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah memiliki kedulatannya sendiri serta meraih kemerdekaan hakiki semenjak tahun 1945. Itu berarti sejak 73 tahun yang silam, masyarakat Indonesia telah banyak melakukan pergerakan yang membawa kemajuan bangsa. Sayangnya hal tersebut belum banyak dirasakan sehingga membuat masyarakat Indonesia seakan lengah dan berdiam diri alias stagnan. Berbeda dengan Negara Korea yang juga cukup populer dengan Gerakan Saemaul Undong yang diusungnya dalam pembangunan. Padahal pada waktu yang sama, yakni seusai Perang Dunia II berakhir, Negeri Ginseng alias Korea juga sama-sama meraih kemerdekaan seutuhnya. Hal ini dikarenakan Korea yang pada awalnya dijajah oleh Jepang, kemudian kekuasaan Jepang berakhir tatkala negara tersebut bertekuk lutut atas kekalahannya dalam Perang Dunia II. Sejak kemerdekaannya, Korea terbagi atas dua wilayah kenegaraan, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Kemudian, sejak di awal berdirinya kedua negara tersebut, perang dingin terus terjadi hingga saat ini. Puncak konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan berlangsung pada tahun 1950-1953. Meskipun setelah periode waktu tersebut, hubungan kedua negara terbilang masih tidak harmonis, namun kehidupan Korea Selatan melesat jauh dan membumbung tinggi. Membuat sosok negeri ginseng ini begitu menawan di tengah kelompok negara Macan Asia lainnya. Menurut Profesor Seong-Kon Kim, PhD yang pernah menjadi guru besar sekaligus seorang dekan di Seoul National University, kunci utama kesuksesan pembangunan yang diterapkan oleh Korea Selatan berawal dari Gerakan Saemaul Undong yang antara lain berupa : Baca Juga : Aturan Baru Tentang Daya Listrik Naik, Sedang dibahas Pemerintah1. Masyarakat yang ulet alias giat Bangsa Korea Selatan menyadari bahwasanya Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki tidak terlalu potensial untuk dikelola. Ditambah lagi perubahan cuaca yang tak menentu serta iklim yang berlangsung terbilang cukup ekstrem. Alhasil, masyarakat Korea Selatan harus menyiasati dengan kerja secara ulet alias giat maupun gigih. Pantang menyerah menjadi suatu nilai budaya yang tertanam pada diri setiap penduduk Korea Selatan, serta senantiasa diaplkasikan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. 2. Visi dan Misi Pimpinan yang Jelas Selepas perang saudara, peningkatan kehidupan perekonomian menjadi fokus utama bagi pimpinan Korea Selatan. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk mengangkat status ekonomi warganya tanpa menghabiskan banyak dana yang dialihkan untuk kepentingan militer seperti yang dilakukan oleh Korea Utara. Oleh karena itu, pemimpin Korea Selatan punya visi dan misi yang jelas dan terarah, maka tak perlu heran keberhasilan masyarakatnya terlihat di banyak aspek. Sebut saja drama korea (Drakor) yang menjamur di seluruh penjuru dunia. Belum lagi musiknya yang banyak orang sebut dengan istilah K-pop. Maupun juga dalam bentuk produk, khususnya barang elektronik seperti telepon pintar (smartphone), kulkas, televisi, dan sebagainya. 3. Mendapat dukungan material dari Amerika Usai menjadi negara sekutu dalam Perang Dunia II, kemudian dukungan Amerika terhadap Korea Selatan tak berhenti sampai disitu saja. Terbukti bahwa Amerika sampai saat ini masih kerap memberi bantuan finansial untuk menyokong Korea Selatan. Sektor finansial merupakan dukungan material terpenting bagi bangsa yang baru saja terpuruk dari Perang Dunia II. Oleh karena itu, bantuan Amerika menjadi faktor pendukung paling penting yang bisa membuat Korea Selatan bangkit. Tetapi, karena dua kunci utama yang telah dibahas sebelumnya, Korea Selatan mampu mengolah dana bantuan sebaik mungkin. Sehingga kehebatan yang dimilikinya berhasil membuat negeri ginseng ini tidak terlilit utang-piutang bak sebuah lingkaran setan tiada henti yang dialami oleh berbagai negara berkembang lainnya. Baca Juga : Realisasi Pencairan Dana Kelurahan Sekitar 352 Juta Masih Sangat RendahKebangkitan Korea Selatan dalam hal pembangunan bangsa diwujudkan melalui sebuah aksi bernama Gerakan Saemaul Undong. Tentu tiga kunci utama yang telah dibahas sebelumnya termasuk ke dalam gerakan tersebut. Saemaul Undong merupakan sebuah gerakan masyarakat desa untuk membangun daerahnya demi mendapatkan kondisi kehidupan lebih baik dan pemahaman spiritual alias agama yang lebih kuat. Pada awalnya, Gerakan Saemaul Undong diprakarsai oleh almarhum Presiden Park Chung Hee–pimpinan Korea Selatan pada tahun 1961-1979. Gerakan Saemaul Undong lahir pada tahun 1970an. Pada saat itu, sang presiden menyadari bahwa kemajuan sebuah bangsa tak luput dari pembangunan yang berlangsung di desa-desa. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan secara resmi terkait pembangunan desa melalui Gerakan Saemaul Undong dengan nilai-nilai landasan berupa : • Kerja sama, • Disiplin, dan • Kerja keras. Pembangunan desa melalui gerakan Saemaul Undong ini telah berhasil membuat kehidupan masyarakat Korea Selatan lebih baik secara finansial maupun spiritual. Modernisasi masyarakat pedesaan berlangsung baik, tanpa melunturkan nilai-nilai kearifan lokal yang telah mengakar sejak para leluhur berada. Target pencapaian yang dirumuskan dalam Gerakan Saemaul Undong harus berlangsung dalam jangka waktu menengah, yakni untuk meraih kehidupan yang jauh lebih baik sesegera mungkin. Namun, bukan berarti sampai disitu saja tujuan yang harus dicapai. Gerakan Saemaul Undong juga terkait pembangunan desa yang berlangsung dalam jangka waktu panjang supaya secara keseluruhan masyarakat Korea Selatan mampu hidup mandiri dan modern. Bentuk gerakan Saemaul Undong terkait pembangunan desa, antara lain berupa : Penanaman lebih mendalam mengenai akar ilmu keagamaan yang dianut oleh tiap warga desa, Pembangunan infrastruktur desa, Penghasilan yang didapat para petani mengalami peningkatan, Perbaikan lingkungan demi tempat tinggal yang sehat dan lebih baik, serta Perbaikan sistem sosial. Baca Juga : Pendeta Se-DKI Sepakat Tidak Dukung Ahok Di Pilkada Jakarta Putaran Kedua, Ini Alasannya !Kesannya memang hanya 5 bentuk Gerakan Saemaul Undong. Namun, sebenarnya ada begitu banyak detail dari tiap bentuk aksi yang dilakukan dalam pembangunan desa. Sebut saja pada pembangunan infrastruktur serta perbaikan lingkungan desa. Gerakan tersebut berlangsung secara menyeluruh pada banyak hal. Misalnya : • Perbaikan atap rumah, • Pembangunan jembatan, • Pelebaran jalan yang sudah ada, • Perbaikan akses jalan pertanian, • Pembangunan balai pertemuan desa, • Pembangunan instalasi air bersih, serta • Perbaikan saluran air (drainase). Lihatlah aksi tersebut, benar-benar dikerjakan pada seluruh aspek kehidpuan warga desa, bukan ? Selain kejelian mereka dalam melaksanakan Gerakan Saemaul Undong secara menyeluruh, kehebatan utama masyarakat desa di Korea Selatan terletak pada keuletan mereka yang disertai nilai spiritual dengan baik. Oleh karena itu, meskipun pemerintah Korea Selatan tak banyak mengucurkan dana bantuan, namun kegigihan masyarakat desa begitu luar biasa dalam melakukan tata kelola daerahnya masing-masing. Maka, tak perlu heran mengapa negeri ginseng ini begitu berani untuk unjuk gigi di kancah internasional sekaligus dianggap sebagai Macan Asia yang unggul dan terampil dalam banyak hal. Semenjak Gerakan Saemaul Undong dimulai, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan terus bergulir. Bahkan, sekalipun warga tidak tinggal di perkotaan, namun mereka sangat menikmati keseharian di desa, khususnya dalam sektor pertanian. Hal ini dikarenakan masyarakat desa memiliki penghasilan yang tak jauh berbeda dengan para kaum urban seiring dengan kegigihan kedua kaum tersebut sama dalam hal belajar dan bekerja. Semoga tulisan kali ini mengenai Gerakan Saemaul Undong ini bisa jadi inspirasi untuk Anda supaya selalu gigih dalam hal bekerja dan belajar. Namun pembangunan di desa juga harus melibatkan semua unsur masyarakat yang ada. Termasuk juga Peran Pemuda Desa Dalam Program Inovasi Pemberdayaan. (Ev0)