Mengenal Teknik Pengolahan Kopi Desa Menjadi Citarasa Yang Mendunia Lifestyle by admin - 09/05/20180 Lifestyle – Tak banyak yang tahu bagaimana teknik pengolahan kopi desa sehingga mampu menjadi kopi dengan citarasa yang mendunia. Pernahkah Anda mengamati warung kopi dimana pun berada ? Baik di desa maupun kota, warung kopi tak pernah sepi pengunjungnya. Hal ini tak cuma berlaku di Indonesia, namun juga terjadi di seluruh belahan penjuru dunia. Berbicara tentang kopi tak akan ada habisnya seiring dengan penikmat kopi dari berbagai kalangan kian lama kian meningkat. Indonesia pun dikenal baik sebagai salah satu negara penghasil kopi terbaik. Meskipun persaingan dunia kopi ini cukup kompetitif, namun kualitas kopi dari Indonesia mampu sejajar dengan kualitas kopi dari negara lain. Hal ini karena teknik pengolahan kopi desa di Indonesia sangat baik hingga mampu menciptakan citarasa kopi yang nikmat walaupun di olah secara tradisional dan konvensional. Sampai saat ini, peningkatan konsumsi kopi terus terjadi dengan persentase 8-12% setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan minum kopi telah menjadi kebiasaan alias gaya hidup (life style). Apalagi kafe maupun kedai kopi sederhana semakin menjamur sehingga kopi mampu memutar siklus kehidupan perekonomian. Sejalan dengan rasa kopi yang banyak disukai oleh banyak kalangan, kopi jadi sebuah komoditas yang unggul di Indonesia. Dengan begitu, kopi senantiasa memberikan keuntungan berlipat ganda dari penjualannya. Supaya bisa dicapainya keuntungan berlipat ganda, biji kopi harus diolah dengan sebaik mungkin supaya menghasilkan minuman kopi yang mendunia. Bagaimana teknik pengolahan kopi di desa tersebut ? Berikut ini kami berikan tips pengolahan biji kopi desa untuk ciptakan minuman berkualitas internasional. Mengapa cita rasa kopi bisa berbeda-beda ? Penyebabnya tentu terkait dengan proses pengolahan biji kopi yang mana sangat menentukan rasa yang dihasilkan. Penentuan cita rasa sudah berlangsung sejak biji kopi tersebut dibudidayakan. Kemudian, beberapa faktor lain pun turut berperan dalam menghasilkan cita rasa terbaik, sekalipun berasal dari biji kopi desa. Baca Juga : 5 Ide Bisnis Kuliner Di Desa Yang Menjanjikan Selama RamadhanFaktor-faktor tersebut antara lain : – Varietas, – Agroekologi, – Waktu panen, – Metode pemetikan, – Metode pengolahan, dan – Metode penyimpanan. Sedari dulu istilah biji kopi desa telah hadir yang mana definisinya adalah biji kopi yang dibudidayakan di ladang atau hutan yang terletak di pinggiran desa. Biji kopi desa ini dengan mudah ditemui di seluruh pelosok di Indonesia. Kemudian, pengolahan biji kopi desa dilakukan sesuai dengan karakter daerah setempat. Dengan begitu, minuman kopi yang dihasilkan pun bisa berbeda-beda pada setiap desa. Namun, perbedaan rasa yang ada tak menyurutkan kualitas kopi. Tetap saja minuman kopi dari Indonesia memiliki kualitas yang mendunia. Barulah kita bertanya, bagaimana teknik pengolahan biji kopi desa yang benar supaya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat ? Berikut ini penjelasan lebih lanjut akan hal tersebut. 1. Mutu budidaya biji kopi desa senantiasa terjaga Hal ini tentu diwujudkan oleh para petani kopi yang mana mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni hingga mampu melakukan manajemen budidaya kopi sebaik mungkin. Caranya dengan memberi pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi para petani tentang teknik pengolahan kopi yang sesuai bagi biji kopi di desa setempat. 2. Pengelolaan hama terpadu Hama pada tanaman biji kopi desa memang wajib untuk dimusnahkan karena mengancam kualitas kopi yang dihasilkan. Namun, sebaiknya penggunaan bahan kimia dalam pembasmian hama harus tetap dihindari. Usahakan gunakan pestisida alami. Langkah pengelolaan hama terpadu yang berbahan alami telah didukung penuh oleh Kementerian Pertanian melalui berbagai bentuk inovasi yang telah diciptakan. 3. Pengelolaan limbah dan sampah tanpa merusak alam Teknik mengolah kopi di desa juga harus memperhatikan masalah limbah dan sampah. Mulai dari kebun sampai kepada proses produksi. Limbah dan sampah yang tidak dikelola dengan baik, bisa mengancam ekosistem kebun kopi. Baca Juga : Mengenal Gerakan Saemaul Undong Korea Dalam Membangun DesaKalau lingkungannya sudah rusak, budidaya biji kopi desa pun terancam gagal karena risiko kualitas biji yang buruk sangat tinggi. Cara mengelola sampah dan limbah yang tepat yakni dengan lebih dulu melakukan pemilahan mana sampah organik maupun yang non-organik. Lalu, sampah organik dapat diolah kembali untuk hasilkan kompos. Semetara, sampah non-organik wajib dimusnakan dengan cara yang benar. 4. Teknik pengolahan biji kopi desa Ada beberapa pilihan teknik pengolahan biji kopi. Namun, tak semua diterapkan. Para pengolah biji kopi pun cenderung menerapkan dua proses di antara semua teknik yang bisa dilakukan. Pada intinya, cara mengolah biji kopi desa pun memang hanya dibagi dua, yakni melalui proses basah (full wash) maupun yang kering (dry or natural process). Berikut ini penjelasannya : – Full wash Pada teknik ini, biji kopi desa pertama kali dikelupas lebih dulu dari kulit maupun dagingnya. Alat yang digunakan untuk mengupas biji kopi disebut juga dengan pulper. Setelah didapatkan biji kopi tanpa daging maupun kulit, biji tersebut direndam di dalam bak berisi air selama beberapa waktu. Tujuannya untuk melarutkan lendir yang menempel pada kulit gabah (parchment). Dengan tidak ada lendir yang menempel, fermentasi kopi bisa dicegah hingga tercipta seduhan minuman kopi yang berkualitas internasional. Pabrik pengolahan kopi milik negara, yang mana dalam hal ini milik PTPN, kerap menggunakan teknik full wash. Begitu pula dengan pabrik pengolahan kopi yang swasta. Dengan terhindarnya fermentasi biji kopi desa melalui teknik pengolahan yang satu ini, maka keseragaman citarasa dari produksi mereka bisa selalu terjaga dengan baik. Teknik full wash umumnya digunakan pada biji kopi Arabika dan Robusta. Baca Juga : Urutan Batu Akik Termahal Di Indonesia 2015– Dry process Seperti namanya dry yang berarti kering, maka teknik pengolahan ini tak menggunakan air dalam prosesnya. Bahkan, mesin pulper pun tidak digunakan dalam teknik dry process. Pertama biji kopi desa disortir terlebih dahulu. Kemudian, biji dengan kualitas terbaik dijemur di bawah sinar matahari. Tentunya intensitas cahaya matahari yang tinggi sangat diperlukan, baik secara langsung maupun dengan penggunaan plastik green house. Semakin cepat biji kopi desa menjadi kering, maka akan semakin baik karena terhindar dari kehadiran jamur yang bisa memicu proses fermentasi. Selepas kadar air sebanyak 12% tercapai di dalam kandungan biji kopi desa, barulah pengolahan melalui teknik ini dikatakan selesai. Proses selanjutnya bisa berupa pengelupasan kulit yang menghitam atau pun langsung saja kembali disimpan untuk ciptakan biji kopi desa yang mengalami aging. Teknik dry process sangan cocok dilakukan untuk pengolahan kopi berskala kecil karena tingkat ketelatenan yang dibutuhkan bisa terpenuhi. Sementara, industri besar jarang memilih teknik ini sebagaimana mereka bisa kewalahan memproduksi kopi dalam partai besar melalui teknik pengeringan. Namun, meskipun produksi kopi terbilang kecil, harga kopi yang dihasilkan melakui teknik pengeringan bisa melambung tinggi. Sebagaimana usaha tidak akan mengkhianati hasil. Proses pengeringan yang terbilang sulit dan butuh ketelatenan tingkat tinggi, membuat cita rasa kopi begitu enak dan terasa nikmat. Tampilannya pun terlihat begitu menarik. Alhasil, wajar saja jika kopi yang dihasilkan bisa menguras dompet para penikmatnya. Demikian mengenai teknik pengolahan biji kopi desa menjadi minuman yang mendunia. Semoga bisa jadi inspirasi untuk Anda memajukan perekonomian masyarakat daerah melalui biji kopi desa. Berbicara tentang budaya ngopi ini, bagaimana Pendapat Anda Tentang Gaya Hidup Orang Desa Setelah Dana Desa ? (Ev0)