Pembangunan Desa Di Indonesia Menarik Perhatian Forum Petani Asia Fasifik Berita desa by admin - 22/10/201822/10/20180 Top Info Desa – Model pembangunan desa di Indonesia ternyata menarik perhatian para petani mancanegara yang tergabung dalam organisasi Forum Petani Asia Pasifik (Farmers Forum Asia Pacific). Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah seorang perwakilan petani dari Negara Timor Leste pada acara pertemuan tahunan International Fund for Agricultural Development (IFAD) Kawasan Asia Pasifik di Yogyakarta, Sabtu (20/10/2018). Sebagaimana diketahui bahwa lahirnya UU Desa No. 6 Tahun 2014 tentang Desa berhasil mengubah paradigma pembangunan desa di Indonesia. Dimana desa saat ini diberi kewenangan membangun daerahnya sesuai kebutuhan skala local desa. Sistem inilah yang menarik perhatian para petani dari 22 Negara di kawasan Asia Pasifik sebagaimana dilansir situs Kemendesa.go.id. Dalam acara pertemuan tahunan di Yogya itu delegasi dari organisasi ANAPROFIKO Timor Leste, Ilidio, mengatakan sangat terkesan dengan program pembangunan desa Indonesia. Menurut Ilido, menumpukan pada program pengembangan pertanian dan menyasar para petani adalah metode yang memang seharusnya dilakukan oleh pemerintah di semua Negara agraria. Baca Juga : Download Permendesa Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Prioritas DD 2019“Kebijakan pembangunan desa yang sudah dilakukan Pemerintah Indonesia satu bukti bahwa Indonesia perhatian dan tanggap terhadap pentingnya sumber daya petani dan potensi masyarakat desa bagi kemajuan bangsa. Hal ini memberi inspirasi bagi kami untuk lebih memprioritaskan petani di Timor Leste,” katanya di Yogyakarta. Kedepan, Ilidio akan berupaya untuk melakukan lobi secara intensif kepada pemerintah Timor Leste agar lebih berpihak kepada petani. Dirinya meyakini tidak akan ada kehidupan jika tidak ada petani. Anwar sanusi selaku Sekjen Kemendesa PDTT dalam acara itu menjelaskan bahwa program dana desa di Indonesia dinilai cukup berhasil. Dimana sejak tahun 2015 jumlah dana desa yang digelontorkan oleh pemerintah terus meningkat setiap tahun. “Peran pemerintahan desa menjadi sangat sentral dalam mengurus pembangunan di desa. Dengan adanya dana desa kini desa menjadi sarana dan tempat bagi masyarakat desa untuk menentukan berjalannya roda pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan,” paparnya pada sambutan ditengah acara pertemuan tahunan International Fund for Agricultural Development (IFAD) itu. Baca Juga : Ini Hasil SKB 4 Menteri Tentang Dana Desa 2018Masih menurut Anwar, pencapaian dana desa sejak tahun 2015 sampai 2018 ini termasuk sangat memuaskan. Banyak pembangunan yang sudah dibangun di desa dari sumber dana itu. Baik infrastruktur maupun di bidang pemberdayaan ekonomi. “Hasil pembangunan dari kontribusi dana desa yang berkelanjutan terlihat signifikan. Angka kemiskinan Indonesia menurun signifikan dari program itu. Dimana kemiskinan di pedesaan menurun sampai sekitar 7,2 persen. Dan angka kelaparan yang tadinya sekitar 12,54 persen pada 2015 turun menjadi 7,5 persen tahun 2017,” ungkap Sekjen Kemendes. Salah satu ujung tombak keberhasilan dana desa di Indonesia yakni Empat program prioritas Kemendesa. Yaitu Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), pembangunan Sarana Olahraga, pembangunan embung desa dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Baca Juga : Peringatan Isra' Mi'raj 1434 H Desa Pedekik BengkalisAcara pertemuan tahunan International Fund for Agricultural Development (IFAD) di Yogyakarta pada Sabtu 20 Oktober 2018 itu dihadiri oleh berbagai delegasi dari Negara-negara Forum Petani Asia Pasifik. Tampak hadir Direktur IFAD Regional Asia Pasifik, Nigel Brett, dan para IFAD-Country representative dari Vietnam, Srilangka, Pakistan, Kamboja, Fiji dan Timor Leste. Sebelumnya, pertemuan serupa juga pernah diadakan oleh forum petani global ini sejak tahun 2008, 2010, 2012, 2014 dan tahun 2016. Tujuan dari forum pertemuan ini adalah untuk saling tukar pengalaman antar petani di kawasan Asia Pasifik. Pembangunan desa sejak dana desa dialokasikan pemerintah pusat memang terasa sangat membantu masyarakat di pedesaan. Hal ini tidak hanya terhadap pembangunan yang sifatnya terencana, tetapi juga terhadap kejadian luar biasa di desa seperti bencana alam. Sebagaimana 40 Persen Dana Desa Boleh Digunakan Untuk Penanggulangan Bencana tsunami dan gempa di palu. (Ev0)