Posisi Anda
Home > Teknologi > Teknik Budidaya Tanaman Kenaf Di Lahan Gambut

Teknik Budidaya Tanaman Kenaf Di Lahan Gambut

Budi daya kenaf

Lahan gambut tergolong lahan bermasalah, karena mempunyai sifat-sifat antara lain: ketebalan gambut yang cepat menyusut, daya tahan rendah, sifat mengerut yang sulit kembali yang mengakibatkan daya retensi air dan mudah tererosi, miskin unsur hara makro, mikro, dan pH tanah rendah. Teknik budi daya tanaman kenaf di lahan gambut berbeda dengan teknik budi daya tanaman kenaf, baik di lahan bonorowo maupun di lahan podsolik merah kuning. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik budi daya kenaf di lahan gambut adalah:

1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah di lahan gambut tidak perlu intensif, karena untuk menjaga agar
firit tanah bagian bawah tidak terbalik. Lapisan firit ini mengandung racun bagi tanaman, sehingga perlu pengamanan. Pengolahan lahan gambut, biasanya dengan cangkul saja atau hanya dibersihkan semak belukarnya.

2. Waktu tanam
Penanaman kenaf harus disesuaikan dengan kondisi setempat, dalam hal ini terkait
dengan kapan datangnya pasang air sungai. Pada bulan Maret–April, waktu tanam terbaik bagi kenaf di lahan gambut Kalimantan. Bulan-bulan tersebut merupakan hari panjang dan air sungai mulai surut. Dengan demikian penanaman kenaf tidak mengalami gangguan secara teknis.

3. Jarak tanam
Jarak tanam kenaf di lahan gambut adalah 20 cm x 20 cm dengan satu tanaman per
lubang tanam. Populasi tanaman kenaf sekitar 250.000 tanaman/ha. Kondisi ini dilakukan karena untuk mempermudah dalam pemeliharaan, mengingat lahan gambut merupakan tumpukan bahan organik yang mudah ditumbuhi tanaman pengganggu.

Baca Juga :   Pengetahuan Dasar Iklan Google Adsense Lengkap Untuk Pemula

4. Pengairan
Lahan gambut sebagian besar mendapat air dari hujan dan luapan air sungai. Oleh
karena itu perlu pintu-pintu air yang fungsinya membuka dan menutup, agar air tidak
menggenang kemana-mana dan dapat dikendalikan.

5. Pengapuran
Lahan gambut ber pH sekitar 4–5, sehingga membutuhkan pengapuran. Dosis kapur
pertanian yang diberikan cukup sebesar 1,50–3,00 ton/hektar. Cara pemberiannya disebar di permukaan gambut secara merata, setelah proses pencangkulan gambut selesai, kemudian gambut didiamkan selama 7–10 hari. Kasiat kapur dapat mencapai 3–4 tahun, sehingga pemberiannya setiap 3–4 tahun sekali. Tanaman kenaf di lahan gambut yang tidak dilakukan pengapuran akan terjadi, pembelokan akar. Kandungan Al dan Fe di dalam lahan gambut cukup tinggi, sehingga akar menghindar dari pengaruh kedua elemen tersebut. Akibatnya pengambilan unsur hara dalam tanah juga tidak lancar dan tanaman mudah roboh. Hasil penelitian di lahan gambut, Makroman, Samarinda, Kalimantan Timur menunjukkan bahwa perlakuan kenaf tanpa kapur terjadi pembelokan akar tanaman (Gambar 1). Sebaliknya perlakuan yang diberi kapur akarnya lurus menembus tanah (Gambar 2).

Baca Juga :   Mengatasi Gambar Tidak Muncul Di Facebook Saat Share Web Wordpress
Gambar 1. Akar kenaf membelok akibat tanpa kapur
Gambar 1. Akar kenaf membelok akibat tanpa kapur
akar kenaf
Gambar 2. Akar kenaf, lurus ke bawah karena pemberian kapur

6. Pemupukan
Pupuk anorganik yang digunakan bersumber dari urea, SP-36, dan KCl. Dosis pupuk N, P, dan K sebesar 60 kg N + 36 kg P2O5 + 60 kg K2O per hektar. Setara dengan 150 kg urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk nitrogen dua tahap, pada 10 hari setelah tanam 1/3 dosis dan 30 hari setelah tanam 2/3 dosis. Cara pemberian pupuk N dialur di antara tanaman selang satu baris tanaman. Sedang pupuk P dan K diberikan sekali, setelah selesai pengolahan gambut dengan cara disebar secara merata, kemudian diaduk dengan gambut menggunakan cangkul kecil.

7. Penyiangan gulma
Tanaman pengganggu di lahan gambut yang banyak dijumpai adalah jenis pakis
dan rumput-rumputan. Untuk mengatasi keadaan yang demikian diperlukan pengendalian gulma yang intensif, agar kenaf dapat tumbuh optimal tanpa gangguan.

8. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang acapkali muncul pada pertanaman kenaf adalah serangga pengisap daun dan ulat pemakan daun. Pengendalian kedua hama tersebut cukup disemprot dengan monokrotofos 0,3–0,6 g/l (2–4 ml Gusadrin 15 WSC/l air) dan deltametrin 0,05–0,1 g/l (2,4 ml Decis 2,5 EC/l air). Sedang penyakit layu Fusarium dan penyakit Phoma (busuk daun) dikendalikan dengan karbendazim 0,19 g/l dan mankonzeb 2,21 g/l (3 g Delsene 200 /l air).

Baca Juga :   Penemuan Teknologi Terbaru, Alat Penambal Ban Anak SMK Indonesia

9. Panen
Umur kenaf di lahan gambut hampir sama dengan di lahan bonorowo yaitu sekitar
120 hari. Tanda-tanda kenaf dapat dipanen yaitu apabila 50% tanaman sudah berbunga.Panen batang kenaf dipotong tepat pada permukaan tanah, agar tidak mengurangi rendemen serat yang dihasilkan.

10. Perendaman
Setelah batang kenaf dipanen, secepatnya dilakukan perendaman pada kolam air
yang tersedia. Air dalam kolam sebaiknya selalu berganti atau mengalir. Waktu yang dibutuhkan dalam proses perendaman bila tidak ada gangguan sekitar 20–30 hari. Kondisi ini terjadi karena air rendaman agak asam. Setelah batang membusuk dan serat mulai masak maka dilaksanakan penyeratan serta pencucian. Serat yang telah tercuci dijemur di galah selama 2 hari penuh. Hasil jemuran serat yang kering disimpan dalam gudang. Perendaman kenaf agak lama karena airnya masam dan hasil serat tidak dapat putih bersih, tetapi hanya putih kekuningan.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Top