Bengkalis – Barang bekas atau limbah ternyata bisa menjadi produk yang bernilai tinggi jika kita bisa memanfaatkannya. Padahal barang yang menurut kita menjadi sampah itu seperti limbah rumah tangga, limbah pabrik, barang bekas dan lainnya banyak sekali kita temui di sekitar kita. Namun tidak demikian halnya jika sampah-sampah itu jatuh ketangan orang-orang yang punya kemauan keras, kreatif dan estetis.

Demikianlah seperti yang dicontohkan oleh salah seorang warga Desa Pedekik Bengkalis, Kholizar. Beliau telah berhasil memanfaatkan sampah dan limbah menjadi produk kerajinan yang punya nilai estetis dan nilai jual tinggi. Dari sampah yang jika di jual hanya menghasilkan uang Rp. 2000 perkilo, kini dengan sentuhan kreatifitasnya barang limbah tersebut bisa punya nilai jual hingga berkali-kali lipat harganya.

Kholizar hingga saat ini sudah memproduksi berbagai macam kerajinan miniatur dari limbah. Seperti miniatur motor gede, miniatur lokomotif, vespa, gitar dan lain-lain. Kerajinan miniatur ini dia buat dengan memanfaatkan limbah rumah tangga seperti tutup botol air mineral, korek api gas, pipa bekas permen lolipop, tutup pentil motor dan barang bekas lainnya.

“Untuk membuat miniatur motor dari barang bekas tidaklah rumit, cukup kreatifitas dan ide kita sendiri, yang penting adalah imajinasi. Untuk awal pemula memang sedikit susah dan butuh kesabaran. Asal ada kemauan, sabar dan optimis pasti anda bisa.” ujar pemilik akun facebook dengan nama Riejal Maulana ini. Dia juga menambahkan bahwa untuk membuat satu buah miniatur motor misalnya, hanya dibutuhkan waktu lebih kurang satu jam.

Kholizar bahkan telah mendirikan fan page di facebook dengan nama ‘Laskar Limbah‘ untuk menampung minat para pemuda yang punya hoby pada kerajinan pemanfaatan limbah dan sampah. Dari sini ternyata banyak masyarakat yang mengapresiasi dan mendukung ide kreatif nya. Terbukti hingga kini sudah hampir 800 orang yang nge-like halaman facebook Laskar Limbah.

“Saya mengharapkan dengan berdiri nya Laskar Limbah bisa menyalurkan bakat dan hobi bagi para pemuda pemudi desa Pedekik khususnya dan juga masyarakat luas, sehingga bisa menjadi penghasilan sampingan bagi mereka, untuk pemasaran laskar limbah siap untuk menampung karya pemuda pemudi desa Pedekik.” Terangnya.

Masih menurut beliau bahwa hasil kerajinan limbah yang ia produksi dijual berdasarkan tingkat kesulitan pembuatannya. Minimal ia membandrol produk kerajinannya dengan harga standar yang relatif murah, yakni sekitar Rp 50.000,-. Namun tidak menutup kemungkinan jika tingkat kesulitan dan nilai estetisnya tinggi, hasil kerajinannya ini dijual hingga mencapai dua juta rupiah.

Terakhir beliau sangat mengharapkan perhatian dari pihak pemerintah atas ide kreatifnya ini. “Paling tidak pemerintah bisa memberikan dukungan dengan menyediakan tempat semacam workshop untuk pusat kerajinannya sekaligus tempat pemasaran hasil produksinya. Syukur-syukur bisa membantu mencarikan link pemasaran dengan skala yang lebih luas lagi.” tutupnya.