Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan Desa, RI gaet Australia Nasional by admin - 13/03/201714/03/20170 Nasional – Dalam upaya meningkatkan Kapasitas kepemimpinan Desa di nusantara, Kemendesa PDTT akan menggaet Australia untuk bekerjasama. Diharapkan para pemimpin desa nantinya akan lebih profesional dan managemen desa menjadi lebih maju. Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) dikunjungi oleh Fiona Nash selaku Menteri Pembangunan Daerah, Komunikasi Daerah dan Pemerintah Daerah Wilayah Australia pada Kamis (9/3/2017). Disambut oleh menteri desa Eko Putro, keduanya membicarakan berbagai kemungkinan kerjasama antar kedua negara. Diantaranya membahas masalah kualitas Sumber Daya Manusia dalam bidang kepemimpinan atau leadership. Australia di anggap punya kemampuan yang bisa diterapkan dalam membina kapasitas kepemimpinan dan manajerial sehingga diharapkan dapat membantu Indonesia. “Untuk kepemimpinan di pedesaan kita masih punya kelemahan dalam leadership dan manajemen. Untuk itu kita meminta Australia membantu kualitas SDM di desa dengan leadership training dan program lainnya. Khususnya di daerah-daerah tertinggal,” jelas Eko. Kapasitas Kepemimpinan Desa sangat berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan di desa. Bahkan jika perlu bukan hanya pemimin desa yang punya kapasitas dan profesionalitas yang bagus. Tetapi masyarakat desa seharusnya juga di beri pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM di desa. Baca Juga : Jenis Usaha Ternak di Desa Dengan Keuntungan Berlipat GandaMenteri desa Eko Putro Sandjojo juga menceritakan bahwa Australia juga telah membantu dalam pengembangan aplikasi ruang desa untuk kemajuan desa. Dimana penerapan dan penggunaan aplikasi ini baru di uji coba di tiga propvinsi. Dan mulai Maret 2017 tiga daerah itu sudah bisa Gunakan Aplikasi Ruang Desa Untuk Mengatasi Permasalahan Desa. Selain peningkatan kapasitas pemimpin, dalam kesempatan itu juga di jajaki kerjasama peternakan sapi dengan Australia. Menurut Eko, Pemerintah Australia sedang melakukan model bisnis pengembangan peternakan sapi. Dimana nanti pola yang akan diterapkan adalah sistem pembibitan ternak sapi dilakukan di Australia dan penggemukannya di Indonesia. Pola ini dinilai akan menguntungkan kedua negara. Karena biaya pembibitan di negara kangguru itu sangat murah. Dan hasil dari penggemukan di Indonesia bisa menekan harga daging sapi dalam negeri serta bisa di ekspor ke negara lain. “Kita sedang fokus bangun produk unggulan desa (Prudes). Jadi prudes seperti padi atau jagung nanti hasil seratnya bisa buat makanan sapi,” jelas menteri desa. “Tapi ini masih penjajakan. Tindak lanjutnya akan kita proses. Nanti dibentuk tim kecil yang akan menangani kerjasama bilateral bidang perdesaan,” lanjut Eko. Baca Juga : Ingin Jadi Perangkat Desa Terbaik? Lakukan Hal-Hal Berikut IniPertemuan bilateral ini menurut Menteri Pembangunan Daerah negara Australia Fiona Nash, perlu di apresiasi. Karena dinilai sangat produktif dan kedua negara sama-sama fokus memperhatikan masalah perdesaan. Hal ini juga sebagai tindak lanjut atas kunjungan Presiden RI ke Australia akhir Februari lalu. “Kita bicarakan banyak hal tentang desa. Ada kesamaan yang dimiliki dua negara ini. Seperti persoalan sanitasi air dan infrastruktur. Pertemuan kita sangat produktif. Kami sama-sama memiliki passion dan perhatian untuk masyarakat di desa. Kami berharap kerjasama ini akan berlanjut,” kata menteri Fiona Nash. Dengan jumlah desa yang mencapai 74 ribu lebih di indonesia, jika benar-benar diperhatikan dan dibangun secara lebih moderen jelas akan memajukan Indonesia yang masih berkembang. Sebagaimana program one village one product atau Produk unggulan Desa (Prudes) yang di canangkan pemerintah harus terus di perhatikan dan diberi bimbingan. Baca Juga : Mencermati Pemilihan Kepala Desa dan Tantangannya Menurut Undang-undangBerbicara tentang prudes yang di gencarkan oleh Kemendesa PDTT, kini ada Desa penghasil Rumput Laut dapat bantuan dari Kemendes Pusat. (pdk)