Unik – Dulu menjadi penduduk desa itu kesannya tidak maju, kurang gaul, lugu, ekonomi kebawah dan sebagainya. Tapi sekarang seperti tidak ada lagi perbedaan antara penduduk desa dengan yang tinggal di kota. Hal ini terutama disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi khususnya internet. Ditambah lagi dengan dukungan dana desa yang masuk ke desa sejak pemerintahan Jokowi.

Masyarakat desa yang sudah terjamah internet bisa dengan mudah mengakses informasi dari seluruh dunia dalam waktu cepat. Bisa berkomunikasi lewat media social seperti WA dan facebook. Artinya kalau dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan sudah tidak ada bedanya.

Namun begitu walaupun teknologi dan informasi sudah maju secara global di belahan dunia manapun, ternyata di salah satu desa di Negara Swiss malah hampir mengalami kepunahan karena penduduk desa itu banyak yang pindah meninggalkan kampungnya. Jumlah penduduk desa yang tinggal di desa bernama Albinen itu kini tinggal 240 orang saja. Mungkin cuma seperempat dari jumlah penduduk satu RT kalau di Negara kita.

Padahal menurut keterangan Kepala Desa tersebut, Beat Jost, desa yang di pimpinnya itu mempunyai pemandangan yang indah, udaranya segar, alamnya tenang dan nyaman. Karena letaknya yang berada di ketinggian 1300 meter diatas permukaan laut dan di daerah pergunungan.

Bahkan jarak desa Albinen yang berada di wilayah Canton Valais itu tidak terlalu jauh dari kota wisata Leukerbad. Yakni cuma 6,5 Km saja. Sementara untuk menuju ke ibukota Valais hanya butuh waktu 35 menit saja menggunakan kendaraan.

Tetapi penduduk desa Albinen tetap saja banyak yang ber urbanisasi ke kota di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena minimnya lapangan kerja di daerah itu. Sehingga Beat Jost selaku Kepala Desa risau dan akhirnya berusaha mempertahankan bagaimana agar masyarakat mau tinggal di desa mereka.

Menurut Jost, karena warganya banyak pindah ke kota akhirnya salah satu sekolah di desa itu tutup. Karena jumlah anak-anak yang ada di desa Albinen cuma 7 orang saja. Dan mereka akhirnya terpaksa ikut ber sekolah ke kota dengan menggunakan bus.

Jost bersama sekelompok warga akhirnya nya membuat petisi, dimana mereka meminta kepada Pemerintah setempat agar mau memberikan imbalan uang kepada warga yang mau tinggal dan menjadi penduduk desa itu. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung. Yakni mencapai 70.000 Franc Swiss atau setara dengan Rp. 960 juta kalau di Indonesia.

Wow.. Hampir 1 Milyar. Di Negara kita untuk mencari uang sebanyak itu mungkin butuh waktu 10 tahunan bagi masyarakat yang tinggal di desa secara umum. Walaupun untuk mendapatkan jumlah itu di desa Albinen Swiss ini paling tidak satu keluarga terdiri dari 4 orang. Yakni 2 orang tua dan 2 anak-anak. Sebab mereka meminta Pemerintahnya memberi uang kepada penduduk desa dewasa 45 tahun kebawah senilai 25.000 Franc Swiss dan untuk anak-anak 10.000 Franc.

Kini desa itu sedang mencari keluarga di bawah 45 tahun untuk menjadi penduduk desa dan menempati rumah-rumah kosong yang ditinggalkan warga. Atau boleh juga membeli tanah dan membangun property disana sekaligus mendapat bantuan uang tunai hampir Rp. 1 Milyar.

Berangkat dari inisiatif warga Albinen lewat petisi itu, kabarnya dewan pemerintahan desa setempat akan memutuskan kebijakan itu melalui voting sekitar akhir nopember lalu, dan memutuskan untuk memberi subsidi senilai 70.000 Franc ke penduduk desa.

Akan tetapi menurut Jost lagi, ada perjanjian atau syarat yang harus di setujui oleh mereka yang berminat. Yaitu tidak boleh pergi dari desa tersebut selama 10 tahun. Jika melanggar maka harus mengembalikan uang bantuan tersebut. Selain itu investor yang bermodal besar juga tidak di perbolehkan membangun kompleks perumahan atau permukiman disana.

Bagimana ? Apakah anda berminat jadi penduduk desa Albinen ? Kalau tidak, anda masih bisa baca berita unik Desa-Desa Paling Unik Di Indonesia Dari Segi Namanya. (ev0)